Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Pembicaraan yang Didedikasikan untuk Umat Kristen yang Beriman, Bagian 4 dari 7

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Di Âu Lạc (Vietnam), dengan atau tanpa biksu atau biksuni atau pendeta atau paus, atau bahkan Buddha yang masih hidup, orang-orang Âu Lạc (Vietnam) menyebut Tuhan dengan nama “Trời”, atau “Thượng Đế”, atau “Đấng Tối Cao”, atau “Đấng Toàn Năng”. Atau bahkan di beberapa suku, mereka menyebut Tuhan dengan nama “Giàng”. Saya pikir itu dieja G-I-À-N-G dengan tanda silang di atas huruf A: “Giàng”. Dan mereka benar-benar percaya bahwa Trời ada, Thượng Đế ada, Đấng Tổi Cao, Đấng Toàn Năng ada. Bahkan di satu negara, satu bahasa, mereka memberikan sebutan yang berbeda untuk Tuhan. “Giàng” mungkin hanyalah salah satu dari penduduk asli Âu Lạc (Vietnam). Di beberapa daerah yang berbeda di Âu Lạc (Vietnam), kami memiliki lebih dari 50 etnis yang berbeda dan mereka telah hidup bersama dalam kedamaian sejak dahulu.

Kecuali selama perang, di mana ideologi politik yang berbeda mengganggu perdamaian di Âu Lạc (Vietnam), kemudian menyebabkan banyak pertumpahan darah, banyak masalah, dan juga karena invasi oleh negara-negara lain ke Âu Lạc (Vietnam), dan invasi terhadap sistem kepercayaan mereka sendiri, mentalitas mereka, tatanan kehidupan masyarakat mereka yang sudah mapan, dan merampas kebebasan mereka, martabat mereka, dan bahkan memakzulkan Raja mereka. Sebelum itu, kami baik-baik saja dengan Raja kami. Kemudian setelah sang Raja pergi, keadaan bahkan lebih buruk. Segalanya menjadi lebih buruk. Kondisinya merosot. Dan sang Raja harus diasingkan bersama keluarga-Nya, dan gelar-Nya hilang, negara-Nya hilang. Dan apa yang mereka lakukan setelah sang Raja pergi? Ini luar biasa. Terlalu banyak penderitaan, terlalu banyak hal biadab. Kita tidak akan membicarakannya lagi. Itu hanya membuat saya sedih, sedih dan sangat, sangat sedih.

Nah, di berbagai agama, mereka menyebut Tuhan dengan nama berbeda. Seperti di Zoroastrianisme, mereka menyebut Tuhan dengan nama “Ahura Mazda”, dan juga dikenal sebagai Horomazes. Bahkan dalam satu agama, terkadang mereka memberi berbagai sebutan kepada Tuhan, dan mengapa tidak? Lagi pula, Kuasa Tuhan ada di mana-mana, dan ada juga berbagai level Kuasa Tuhan. Jadi, terkadang para Guru atau siapa pun Pendiri dari agama itu, bertemu dengan berbagai level Otoritas Tuhan yang berbeda-beda. Tuhan itu sendiri, iya, tetapi dalam level kesadaran yang mungkin sedikit berbeda; tergantung pada orang yang menerimanya. Jika Dia adalah yang paling tinggi, maka Dia menerima Ajaran langsung dari Tuhan dan berbicara langsung dengan Tuhan. Tetapi itu jarang. Putra Tuhan bisa melakukan itu. Yesus Kristus bisa, misalnya.

Dan dalam agama Yahudi, mereka menyebut Tuhan sebagai “Elohim”, “Yahweh”, atau “Yehuwa”, atau “Adonai”, dan “Hashem”. Mereka juga menyebut Dia dengan “Hashem”. Banyak orang Yahudi menyebut Tuhan dengan sebutan “Hashem”. Jadi sekarang, dalam agama Kristen, kita hanya punya satu kata: Tuhan. Sebagian orang juga menghormati Dia sebagai “Yahweh” atau “Yehuwa” dalam Perjanjian Lama, itu Perjanjian Lama. Sekarang di negara lain, agama lain, terkadang itu adalah cabang dari agama Kristen, seperti Mormonisme, mereka juga menyebut diri mereka sebagai orang Kristen. Dan mereka juga menyebut Tuhan sebagai “Elohim” dan “Yehuwa”. Dan Saksi Yehuwa, mereka menyebut Tuhan dengan sebutan “Yehuwa”. Dan dalam Islam, atau Muslim, mereka menyebut Tuhan dengan nama “Allah” atau “Khuda”. Sebenarnya, di India, Khuda juga merupakan Nama Tuhan. Salah satu sebutan untuk Tuhan. Dan dalam Sufisme, mereka menyebut Tuhan sebagai “Hu” atau “Huwa”, “Parvardigar”. Dalam Agama Bahá’í, mereka menyebut Tuhan sebagai “Mahakuasa”, “Maha Memiliki”, “Maha Perkasa”, “Maha Bijaksana”. Mereka menamakan kualitas Tuhan dan karakter Ketuhanan. Saya akan minta orang-orang saya mencarinya, lalu mereka dapat mencetak semuanya untuk Anda, membuat daftarnya untuk Anda.

Nama-Nama Tuhan dalam Berbagai Agama

Baháʼí Mahakuasa Maha Memiliki Maha Perkasa Maha Bijaksana Tak Tertandingi Pemurah Penolong Maha Mulia Mahatahu

Agama Buddha Hakikat Buddha Adi-Buddha Dharmakaya

Caodaisme Đức Cao Đài Đức Chí Tôn Ngọc Hoàng Thượng Đế Đấng Tạo Hoá

Konfusianisme Tian (天) Shangdi (上帝)

Kristen YHWH Tuhan Elohim Ho Theos dan Ho Kurios Adonai El-Shaddai Bapa/Abba

Hindu Bhagavan Paramatma Isvara Dewa/Dewata

Buddhisme Hòa Hảo Đức Phật Trời Ơn Trên Đấng Tạo Hóa Trời Phật Đức Thượng Đế

I-Kuan Tao Ming Ming Shangdi (明明上帝) Lao Mu (老母) Tao (道)

Islam Allah Ar-Rahman Ar-Rahim Khuda

Jainisme Tīrthankara dan Arihanta

Saksi-Saksi Yehuwa Yehuwa

Yudaisme Elohim YHWH Adonai HaShem

Mormonisme Elohim Yehuwa Roh Kudus Ketuhanan Allah Bapa Roh Kudus Bapa Surgawi atau Bapa di Surga

Sikhisme Akal Purakh Ik Onkar Nirankar Satnam Waheguru Dātā atau Dātār Kartā atau Kartār Diāl Kirpāl

Sufisme Hu Huwa Parvardigar

Taoisme Tao (道) Shangdi (上帝)

Yazidisme Xwedê

Zoroastrianisme Ahura Mazda Horomazes

Dll...

Dan ini bukan hanya agama-agama itu saja. Masih banyak lagi. Anda tidak akan pernah bisa menyelesaikannya. Tapi saya akan bacakan beberapa yang lebih besar. Seperti dalam agama Hindu, mereka menyebut Mereka “Bhagavad” atau “Bhagawan”. Atau umat Hindu, mereka sebut juga “Brahman” atau “Paramatma”. Begitulah cara mereka menggambarkan Tuhan dalam agama Hindu. Tetapi misalnya, berdasarkan pengetahuan batin saya, Brahma bukanlah Tuhan yang tertinggi. Dia adalah Tuhan dari Surga Ketiga. Tetapi itu yang besar.

Bukan berarti bahwa ada Surga Ketiga dan hanya itu saja. Tidak, itu agung, itu luar biasa. Tetapi ini, di dalam domain fisik yang bisa dijangkau, bisa didekati, bisa dijangkau oleh manusia biasa, dengan beberapa Guru yang tidak terlalu tinggi tingkat pencerahannya, mereka akan mencapai Brahman, itu di zaman dahulu. Jadi, orang-orang menyebut Brahman sebagai “Tuhan Yang Mahakuasa”. Itulah yang mereka pikirkan. Jadi mereka menyembah Brahma, dan mereka menjadi Brahmana, artinya mereka adalah umat Brahma, seperti halnya mereka menyebut diri mereka sebagai “umat Buddha” karena mereka percaya pada Buddha. Tapi Buddha tidak pernah menyatakan bahwa Dia telah mencapai Tuhan atau apa pun, Dia telah mencapai Nirwana, yaitu keadaan kesadaran di mana Anda tidak lagi memiliki hasrat atau apa pun, dan Anda memiliki kekuatan luar biasa untuk menolong makhluk-makhluk lain yang percaya kepada Anda. Contohnya seperti itu.

Banyak agama berasal dari India, dan orang-orang percaya kepada Guru mereka, dan mereka menyebut Sang Guru sebagai “Tuhan”. Jadi, itu tergantung pada tempat yang dicapai Sang Guru. Dan begitulah cara mereka menyebut Tuhan dengan nama itu, seperti Brahma, misalnya. Tetapi yang dapat dijangkau oleh standar manusia adalah Level Kelima di atas Bumi. Kita punya Bumi tempat kita tinggal, lalu kita memiliki Level Astral, tidak terlihat, sangat dekat dengan kita, seperti tetangga kita. Terkadang orang bahkan bisa pergi, meninggalkan tubuhnya dan pergi ke Level Astral untuk sementara waktu. Jadi kita menyebutnya “proyeksi Astral” atau “perjalanan Astral”.

Dan beberapa makhluk Astral juga dapat mengunjungi manusia di sini untuk waktu yang singkat. Mereka bisa terlihat seperti manusia atau tidak, sesuka mereka, karena mereka punya kekuatan magis yang lebih besar daripada kebanyakan penduduk Bumi. Saya sudah membicarakannya lebih rinci sebelumnya. Para makhluk Astral dan makhluk yang lebih tinggi, mereka dapat mengubah penampilan mereka dan tampil sebagai apa pun yang mereka pilih untuk membuat diri mereka terlihat seperti itu. Bahkan Bodhisatwa Quan Yin, ketika Dia turun ke Bumi selama beberapa waktu untuk membawa naik Biksu tua Kuan Jing, Dia juga muncul sebagai biksu lainnya, bukan sebagai Bodhisatwa Quan Yin yang biasa kita kenal atau bayangkan.

Ada banyak pengetahuan yang dapat diperoleh dan dipelajari di sana, dan sihir, kekuatan, dan segala macam hal. Level Astral sudah luar biasa. Dan ada level kedua setelah Astral, kita menyebutnya Level Kedua atau Level Kausal. Dan di setiap Level, ada tuhan yang mengendalikannya, bukan mengendalikan, tapi memerintah dan membantu makhluk di wilayahnya. Setelah Astral, kita memiliki Level Kausal, yang berarti “sebab dan akibat”. Dan ada catatan Akashic di sana, sehingga Anda dapat melihat kehidupan setiap orang dari lahir hingga mati, dan bahkan masa depan – setiap kali itu terjadi, mereka mencatatnya di sana.

Photo Caption: Lihatlah Noda yang Tidak Biasa Itu sebagai Dekorasi yang Istimewa!

Unduh Foto   

Tonton Lebih Banyak
Semua bagian (4/7)
1
Antara Guru dan Murid
2025-04-23
2767 Tampilan
2
Antara Guru dan Murid
2025-04-24
2175 Tampilan
3
Antara Guru dan Murid
2025-04-25
2229 Tampilan
4
Antara Guru dan Murid
2025-04-26
2157 Tampilan
5
Antara Guru dan Murid
2025-04-27
2071 Tampilan
6
Antara Guru dan Murid
2025-04-28
1943 Tampilan
7
Antara Guru dan Murid
2025-04-29
1977 Tampilan
Tonton Lebih Banyak
Video Terbaru
Berita Patut Disimak
2025-05-23
1 Tampilan
Kata-kata Bijak
2025-05-23
1 Tampilan
Antara Guru dan Murid
2025-05-23
1 Tampilan
Kata-kata Bijak
2025-05-22
184 Tampilan
Antara Guru dan Murid
2025-05-22
586 Tampilan
Ringkas
2025-05-21
387 Tampilan
Berita Patut Disimak
2025-05-21
689 Tampilan
35:49
Berita Patut Disimak
2025-05-21
82 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android